Sunday, October 16, 2011

7 surat kenangan (CerPen)

Posted by adena riskivia trinanda at 3:33 AM 0 comments
Selasa, 8 Agustus 2011

Untuk kekasihku di surga.

Hari ini adalah hari ke lima kepergian mu. Sejak kau pergi meninggalkanku entah mengapa aku merasa mentari tidak secerah yang dulu, rembulan tidak seindah yang dulu, dan langit tidak sebiru yang dulu. Aku dan alam sama sama merindukan sosokmu.

Mungkin sekarang kamu sudah berada di surga, tapi aku mohon tunggulah aku di sana. Aku tak akan bunuh diri seperti orang orang tolol yang sering melakukannya. Aku tau, bila aku melakukan hal itu, kau pasti akan marah sekali padaku.

Dan taukah kau, hari ini adalah hari peringatan pertama aku melihatmu, hari di mana aku terpikat oleh sosok mu. Sosok lelaki sempurna.

****

Sudah dua bulan aku bersekolah di sini, tapi tidak ada bedanya dengan masa masa SMP ku. Aku masih jomblo sampai sekarang, aku masih belum mengerti dengan makhluk adam. Bagiku bersama sahabat lebih baik dari pada bersama seorang cowok, yah tapi aku berpikir seperti itu karena aku belum pernah dekat banget sama cowok.

Suara merdu bel sudah berbunyi, ini tandanya kemerdekaan bagi para murid, inilah waktunya istirahat. Seperti biasa aku beristirahat bersama ketiga sahabatku. Kami lalu berkeliling lingkungan sekolah untuk mencari makanan yang pas untuk mengganjalkan perut kami. Lalu aku melihat ke tempat orang jualan pentol, yah aku sangat menyukai pentol. Tapi sayangnya antriannya banyak, dan itu cowok semua, jadi aku males beli pentol. Lalu tak sengaja aku melihat salah seorang lelaki putih yang lumayan tinggi sedang membeli pentol. Entah mengapa jantungku berdetak lebih keras dan hal itu tidak bisa dihentikan. Karena aku penasaran denagan orang itu, aku pun bertanya pada Merlin, sahabatku.

“Mer, lo tau nggak cowok yang sedang jajan pentol itu namanya siapa?” kataku.

“yeeeee yang mana atuh? Pembeli nya aja sejibun gitu, mana gue tau yang lo maksud yang mana,” kata Merlin.

“yang itu tuh, yang tinggi putih,” kataku

“oh yang itu. Gue nggak tau juga Ca. Orangnya nggak eksis sih. Coba tanya ke Lina sama Rosy, kali aja mereka tau.” Kata Merlin.

Lalu gue menanyakan hal yang sama ke Lina dan Rosy, tapi hasilnya sama, mereka nggak tau sama sekali tentang orang yang tinggi putih tadi.

“emang kenapa Ca? Lo suka sama dia? Seriusan Ca? Ecie akhirnya Ica suka sama orang,” goda Rosy.

“yeeeee gue cuman nanya aja kali, nggak usah dilebay lebay kan dong ah.” Kataku.

“keliatannya dia kakak kelas kita deh, em kelas 11 tuh di lambagnya,” kata Lina.

“em iya kali yah. Yuk udah yuk belanjanya,” kataku.

Akhirnya kami kembali ke kelas. Sepanjang perjalanan aku terbayang dengan wajahnya. Aku nggak tau apa yang terjadi denganku, rasa apa yang telah menghatui perasaanku. Aku seakan ngin lebih mengenalnya, ingin lebih dekat dengannya, dan aku merasa aku ingin selalu berada di sampingnya. Ah sudahlah,

*****

Betapa polosnya aku saat itu, aku belum tau sama perasaan yang membuatku senang, gila, dan khawatir secara  bersamaan, itulah namanya Cinta. Aku senang bila aku melihatmu, aku gila setiap saat karena aku terus memikirkanmu tanpa henti, dan aku khawatir setiap saat karena aku takut tidak bisa bersamamu. Seandainya aku bisa kembali ke saat itu, maka waktu kita berdua akan kembali lagi.

Sayang, aku rindu kamu ngesms aku. Aku rindu kamu telpon aku. Aku rindu kamu meluk aku. Aku rindu kamu sayang. Aku rindu kamu manggil aku cinta, manggil aku sayang.

Sayang, aku bingung sama tuhan, buat apa kita dipertemukan kalau akhirnya kita harus dipisahkan. Mengapa tuhan membiarkan dua insan bertemu dan saling jatuh cinta tapi akhirnya harus berpisah. Mungkin inilah namanya takdir.

Sayang, aku sangat sayang sama kamu. Aku mohon tunggu aku di surga, tetap jaga tempat di surga untuk aku agar kita
bisa tetap bersama sayang. Aku terlanjur sangat amat termat sayang sama kamu.

Sudah yah sayang, aku tetap akan menunggu balasan darimu. Surat ini kuterbangkan memakai balon agar bisa sampai ke surga. I love you, honney. I miss you.

Dari kekasihmu di dunia, Icha.

---------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 9 Agustus 2011

Untuk seseorang yang kucintai di surga.

Halo lagi sayang. Aku akan terus mengirim kan surat surat dariku untukmu sampai kamu membalasnya. Aku tau itu hal bodoh, karena aku tak akan pernah mendapatkan balasan surat darimu.

Kemarin aku berdoa kepada tuhan agar aku bisa sibuk supaya aku nggak terpuruk sama kesedihan ini. Itu bukan berarti aku udah nggak sayang lagi sama kamu loh, aku cuman ingin mengurangi kesedihanku ini. Aku tau kamu juga nggak suka ngeliat aku sedih.

Em sayang, kamu ingat nggak waktu ulang taun kamu aku ngucapin selamat terus kamunya ngucapin sama sama. Kamu tau nggak waktu itu aku senangnya setengah mati karena kamu bales pesan aku di jejaring sosial.

****

Mentari pagi yang bersinar membuatku terbangun. Kurenggangkan tubuhku sambil mengucek mataku. Kuambil HP ku lalu kubuka twitterku. Ku search u-name orang yang kusuka yang kudapat dari informasi temanku. @Muhammad_Irwan, u-name simpel yang menurutku indah. Nama yang bagus.

Lalu kubuka timeline nya. Sama seperti kemarin. Lalu kubuka mentionnya, banyak yang mementionnya. Terlihat di layar kacaku orang-orang banyak yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu.

Lelaki yang kusuka ternyata hari ini ulang tahun, langsung saja aku memention kamu, @Muhammad_Irwan HBD yah ka. Panjang umur, sukses selalu yah. Amin.

Sejam setelah itu HP ku berbunyi, ada pemberitahuan di twitter. Langsung saja kubuka twitterku dan ku lihat mentionku. Seseorang mementionku, dan dia adalah Ka Irwan, orang yang kusuka. @AnnisaIcha makasih de. Amin amin. Ade kelas ya? Kelas berapa? Aku tersenyum melihat tweetmu. Aku senang kau membalas mention pertamaku ke kamu. Saat itu seakan aku menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini, sampai-sampai ingin rasanya aku berbagi pada dunia kebahagian ini.

Mungkin aku orang tolol yang sangat bahagia hanya karena sebuah mention dari @Muhammad_Irwan. Tapi apa kalian tau, hal sekecil apapun bisa membuat orang jadi jatuh cinta.

****

Sayang ingat kan saat itu? Setelah itu kita mulai sering saling mention sampai suatu saat kamu minta nomor aku.
Sayang, kamu  tau? Aku nggak pernah menyesal ketemu kamu. Aku nggak pernah menyesal sudah pernah suka sama kamu, bahkan sekarang pun aku masih suka kamu. Seandainya aku tak bertemu kamu mungkin aku nggak akan merasakan kenikmatan cinta bersamamu walaupun hanya untuk sesaat.

Sayang, makasih udah pernah ngebuat aku bahagia, ngebuat aku terbang ke langit ketujuh karena bahagia akan cintamu. Makasih udah ngelindungin aku selama ini. Makasih udah kasih cinta kamu sepenuhnya buat aku.

Di sini aku mencoba untuk tegar sayang. Aku mencoba untuk tidak menangis. Aku nggak mau kamu melihat butiran air mata keluar dari mata aku, aku nggak mau kamu khawatir.

Seandainya ada doraemon, aku akan minta mesin waktunya doraemon agar aku bisa kembali kemasa lalu dimana kamu selalu ada buat aku.

Cinta, hari ini suratnya sampai sini aja yah. Salam sayang ku hanya untukmu sayang. Kasih sayangku hanya untuk kamu. Salam rindu dan salam cinta kusampaikan dengan terbangnya surat ini ke tempat kau berada. I love you.

Dari seseorang yang menantimu kembali, Icha.

---------------------------------------------------------------------------

Kamis, 10 Agustus 2010.

Untuk orang yang paling kucinta.

Ini surat ketiga dari aku ke kamu Ka. Kakaku sayang, apa kamu rindu sama aku? Aku sangat rindu sama kamu sayang. Tanpa kamu di sisi aku, aku ngerasa udara begitu dingin. Nggak ada mentariku yang dulu selalu ada di dekat aku.

Aku sungguh berharap kepada Tuhan ka, agar aku bisa keluar dari kesedihan yang mendalam ini ka. Aku mohon ka, bantu aku berdoa pada tuhan ka.

Ka, sekarang sedang hujan ka. Tapi sekarang suara hujan tidak seindah dulu ka, dulu suara hujan itu terdengar seperti sebuah simphoni yang mengalun merdu. Tapi semenjak kakak pergi, semua seakan berubah ka. Hidupku seakan tidak
terlalu berwarna seperti dulu.

Hujan ini mengingatkan aku waktu kakak nembak aku di tengah hujan. Apa kakak masih ingat? Kejadian 5 tahun yang lalu? Kejadian yang membuat aku merasa aku lah orang terbahagia di dunia ini.

****

Butiran-butiran air terjatuh rapi, membuat suara yang merdu untuk didengar. Hari ini seperti biasa aku pulang menggunakan bis. Sayangnya hujan membuatku tak bisa pergi ke halte bis. Terpaksa aku menunggu di kantin sampai hujan reda.

Aku duduk manis sambil mendengarkan lagu di i-pod ku. Tiba-tiba sesorang duduk di sebelahku. Kulihat orang yang duduk di sebelahku, Ka Irwan.

“Icha, nggak pulang?” tanyanya. Suaranya mengalun dengan merdu.

“Nggak ka, nggak bisa ke halte bis soalnya hujan sih. Ehehehe” kataku sambil nyengir.

“Naik bis yah?” tanyanya sambil tersenyum lembut. Kuusahakan wajahku tidak merona saat melihat senyuman lembutnya
yang manis itu.

“Iya.” Kataku singkat.

“Pulang sama aku aja mau nggak? Aku naik mobil kok,” katanya sambil tersenyum lagi. Ah Tuhan, jika aku selalu melihat senyumnya apa aku akan hangus karena setiap kali aku melihatnya wajaku memerah dan hal itu membuatku panas.
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Ingin rasanya aku melompat-lompat saat itu karena saking bahagianya kamu mengajakku pulang bersama.

Di dalam mobil kami hanya diam membisu. Suara musik yang mengalun merdu membuat kami terhanyut dengan pikiran masing-masing.

Sesampainya di rumahku, dia memegang tanganku seakan mencegahku pergi. “Ca, gue suka.” Kataya sambil menunduk menyembunyikan wajahnya.

“Hah? Suka apa?” tanyaku tolol.

“Suka sama Annisa Raputri Citra.” Katanya masih sambil menunduk. Kata-kata itu langsung membuat ku melayang. Pipiku merona, aku bahagia. “Mau kan jadi pacar aku?” katanya sambil memandangku. Akhirnya kamu mengangkat wajahmu. Kulhat keseriusan matamu dan rona di wajahmu.

“Ya. Aku juga suka sama kamu Ka.” Kataku sambil tersenyum bahagia. Dia lalu memelukku.
“Makasih Ca udah nerima aku jadi kekasihmu.” Katanya sambil berbisik di telingaku.

****

Mengingat hal itu membuatku semakin merindukanmu cinta. Sayangku, aku sangat bahagua karena aku oernah menjadi pacar kamu. Tapi sekarang hati aku udah hancur menjadi serpihan-serpihan kecil sekecil debu, jantungku remuk tak berbentuk.

Aku janji sayang, aku nggak bakal nyalahin Tuhan walaupun itu sulit buat aku lakuin.
Udah yah sayang. Dadah. I love you.

Dari Icha, kekasihmu.

-------------------------------------------------------------------------------

Jum’at, 11 Agustus 2010

Buat Ka Irwan, kekasihku.

Sayang ini surat keempat untukmu. Sayang, apa kamu ingat waktu kita pertama kai bertengkar? Malam tadi aku memimpikan saat kita pertama kali bertengkar.

****

Musim semi telah menggantikan musim dingin. Sudah 1 tahun aku berpacaran dengan orang yang sudah lama kucinta. Kami menjalani hubungan kami denga mulusnya, tanpa ada gangguan sedikit pun.

Malam ini Ka Irwan mengajakku pergi dinner. Katanya dia akan menjemputku jam 7 malam.

Aku pun mandi. Setelah itu aku mengambil semua dress milikku. Kucoba satu persatu dress yang kupunya. Aku ingin tampil sempurna malam ini, karena hari ini adalah hari peringatan 1 tahun hubungan kami.

Jam 7, ada seseorang yang menekan bel rumahku. Aku pun langsung membukakan pintu. Kulihat dirinya yang berdiri tegak, rambutnya disinari rembulan, senyumnya yang diterangi bintang, dan matanya yang menatapku dengan lembut membuat dirinya seperti sosok yang paling sempurna di mataku.

“kamu cantik Ca,” kata Ka Irwan sambil tersenyum lembut. Pipinya merona saat mengatakan aku cantik. Pipiku pun menjadi merona juga.

“makasih. Em, aku minta ijin ke mamah papah aku dulu yah,” kataku sambil tersenyum tulus.

Setelah selesai berpamitan aku pun pergi bersama Ka Irwan. Alunan merdu musik yang dinyalakan di i-pod Ka Irwan membuat kami berdua terdiam, terdiam dalam alunan simhoni cinta.

Tak lama, kami sampai di sebuah restoran. Ka Irwan menggandengku masuk ke dalam. Setelah itu kami makan.

Sayangnya saat makan, handphone Ka Irwan berdering dan dia mengangkat telponnya jadi selama aku makan dia menjawab telponnya di kejauhan. Aku seperti seorang diri saat itu, di malam yang indah itu.
Setelah aku selesai makan,  barulah Ka Irwan kembali ke meja.

“Siapa?” tanyaku ketus.

“teman. Nggak ada hubungannya juga kok sama kamu,” kata Ka Irwan sambil menyuapkan makanan di mulutnya.

“kamu bilang nggak ada hubungannya? Jelas ada! Aku pengen tau siapa yang kamu telpon tadi! Aku pengen tau orang yag membuatku malam ini makan sendirian sedangkan kamu mengangkat telponnya!” Kataku dengan nada tinggi.

“itu teman aku sayang. Cowok kok. Udah lah jangan dibesar-besarkan,” katanya masih sambil menyuapkan makanannya.

“udahlah aku pulang aja bad mood lama-lama di sini!” kataku sambil berdiri.

Ka Irwan tapi menahanku. “Aku antar yah,” katanya. Aku hanya diam tidak menjawab apapun. Ka Irwan tidak menghabiskan makanannya, dia langsung mengantarkan ku pulang.

Di dalam mobil suasana menjadi tegang, walaupun suara musik merdumasih saja mengalun. Keheningan yang ditimbulkan oleh kami berdua membuat kami tidak nyaman. Ingin rasanya aku lekas pulang.
Sesampainya di rumahku Ka Irwan menahanku untuk masuk. “Maaf Cha. Aku salah udah menjawab telpon teman aku tadi. Plis, jangan marah lagi yah,” katanya dengan nada lirih.

Aku masih diam tak memberi jawaban. “teman aku itu Tono Cha, sahabat aku. Dia tadi lagi down jadi aku nggak bisa nolak panggilannya.” Katanya lagi.

Aku lalu tersenyum, “iya sayang nggak papa kok,” kataku. Lalu dia memelukku.

“makasih udah ngertiin aku Cha,” katanya berbisik di telingaku. “Happy anniversary sayang,” katanya laludia mengecup telingaku dengan lembut. Pasti lah mukaku saat ini merona.

*****

Hari-hari bersama mu dulu merupakan waktu terbaik dalam hidup aku. Andaikan, andaikan nggak ada musibah itu kita pasti bisa bersama, pasti. Andaikan, andaikan saat itu kita tidak ke sana, kita tidak akan terpisah sayang.

Sayang, tolong tanyakan pada tuhan bagaimana caranya agar aku bisa melupakan kematianmu, tanyakan pada tuhan bagaimana aku bisa berhenti terpuruk dalam kesedihan ini.

Sayang, biar pun kamu udah nggak ada, aku yakin kamu tetap jadi nomor 1 di hati aku. Kamu tetap jadi matahariku, kamu tetap jadi cahaya hidup aku, kamu tetap jadi nafas aku, kamu tetap jadi rembulanku, kamu tetap segalanya buat aku.

Sudah yah sayang. Salam sayang ku hanya untukmu kasih. I love you.

Dari mentarimu, Icha.

-------------------------------------------------------

Sabtu, 12 Agustus 2011

Untuk kekasihku.

Sayang, hari ini tanggal 12 Agustus loh sayang. Hari ini ulang tahun aku sayang. Umur aku sekarang 22 tahun sayang. Aku sekarang udah jadi gadis dewasa sayang. Aku menantikan ucapan selamat darimu sayang.

Padahal dulu aku berharap saat umur 22 tahun kita akan menikah sayang, tapi takdir tidak mengijinka sayang. Aku berpikir, apakah kita sudah dipermainkan takdir? Takdir dengan seenaknya membuat kita jatuh cinta lalu membuat kita berpisah.

Sayang tau nggak, malam tadi aku melihat kamu di mimpi aku. Aku bermimpi kita sedang di taman bunga sahana, bermain-main. Kita bermesraan di taman bunga itu. Kita berdua selalu di taman itu. Tapi sayangnya adik ku membangunkanku dari mimpi indah ku sayang. Aku masih ingin sama kamu sayang.

Aku jadi teringat saat ulang tahun ku yang ke-17 deh sayang, apa kamu ingat?

****

Pagi yang cerah mengawali hariku yang cerah. Kulihat mentari sedang bersinar dengan lembutnya, sekan tersenyum kepadaku. Hari ini umurku tepat 17 tahun. Lalu aku berdoa agar di umurku yang meua ini aku bisa menjadi lebih dewasa dalam mengatasi masalah.

Di sekolah. Aku langsung menuju kelasku, kosong. Kemana orang-orang. Lalu namaku dipanggil di pengawas harian. Aku disuruh masuk ke kelas 10 B, tapi kelas itu kosong. Aku hanya menemukan secarik kertas di sana, 11 H. Aku pun langsung pergi ke kelas 11 H. Dan lagi-lagi kelasnya kosong. Kali ini aku melihat tulisan di papan tulis, 8c+3c. Awalnya aku sempat bingung, tapi setelah kupikir-pikir lagi, aku tau maksudnya. Aku disuruh ke kelas 11 C. Pintu kelas itu tertutup. Aku pun membuka pintu itu dengan perlahan.

“Happy Birthday,” kata semua orang yang berada di dalam kelas 11 C. Semua orang yang ku kenal di SMA ada di sana, bahkan guru-guruku pun ada di sana. Aku lalu melihat ke arah orang-orang yang membawa kue, orang itu adalah Ka Irwan, Rosy, Merlin, dan Lina.

“ciyeh yang umur 17 tahun,” kata Ka Irwan, Rosy, Merlin, dan Rina serempak sambil berjalan ke arahku.

“Ayo tiup lilinnya,” kata Rosy. Aku lalu membuat permohonan barulah kutiup lilinnya. Air mataku mulai berjatuhan, aku terharu terharu akan kelembutan mereka semua, terharu akan kebaikan mereka semua, terharu akan ketulusan mereka semua.

“Jangan nangis dong sayang,” kata Ka Irwan sambil melepaskan kue. Lalu dia menghapus air mataku dengan lembutnya.
Aku lalu memeluknya, “makasih banyak saynag,” kataku. Setelah itu aku melepas pelukanku. “maksih banyak semuanya,” kataku sambil mengusap air mataku. Sweet seventeen terbaik.

*****

Sayang, aku semakin merindukanmu. Merindukan semua darimu. Lekas pulang sayang, walaupun itu tidak mungkin.
Sudah yah sayang. I love you. Miss you so damn.

Dari cinta kasihmu, Icha.

------------------------------------------------

Minggu, 13 Agustus 2011

Untuk cintaku.

Halo sayangku, kaishku, cintaku. Surat ini merupakan surat keenam untukmu. Sayang, kemarin lagi-lagi aku menangisimu. Aku merindukanmu.

Terkadang aku berharap ajal ku akan segera datang agar aku bisa segera menemanimu. Tapi aku tahu, kamu masih ingin aku hidup di dunia, karena waktu itu kamu melindungiku sekuat tenaga sampai-sampai kamu harus kehilangan nyawamu.

****

Hari ini aku akan pergi bersama Ka Irwan. Entah kenapa dia mengajakku untuk pergi. Kami pun pergi ke sebuah danau. Ka Irwan lalu menyewa sebuah perahu untuk kami berdua.

Di tengah-tengah danau, di atas perahu, Ka Irwan lalu menyuruhku menutup mata. Tak lama, dia lalu menyuruhku membuka mata. Kulihat di depanku Ka Irwan sedang memegang sebuah kotak cicin yang terbuka, di dalamnya terdapat cincin permata yang indah.

“would you marry me?” katanya sambil tersenyum.

Aku tersenyum lalu berkata, “yaaaaaaaa tentu aja,” aku lalu memeluknya, dia membalas pelukanku.

Setelah itu kita menghabiskan waktu berdua. Di senja menjelang magrib, dia memarkirkan mobilnya di dekat danau. Kami bercanda bersama di dalam mobil sampai ada sebuah mobil yang melaju dengan cepat ke arah mobil kita. Padahal mobil itu hanya mengarah ke arahku, tapi kau dengan sigap memelukku. Saat mobil itu menabrakkan diri ke mobil kita, kaca-kaca mobil kita hancur dan banyak pecahan kaca yang menusuk dirimu, menusuk kulit indahmu. Aku menangis, bingung harus bagaimana. Aku lalu menghubungi polisi dan ambulans.

Tapi sayang aku telat. Kau sudah tak bernyawa saat ambulans datang. Penumpang yag mengendarai mobil tadi pun juga tidak bernyawa. Hanya aku yang selamat. Mengapa? Mengapa aku tidak mati saja bersama kekasihku? Aku menangis. Aku menanngis ampai mataku merah, mataku bengkak, mataku sakit.rasa sakit di mata ku ini masih 1/1000 rasa sakit di hatiku. Yang hari ini akan menjadi hari bersejarah untuk kami malah menjadi hari terburuk untuk kami.

****

Sayang, air mataku jatuh lagi dengan sempurnanya. Hati aku hancur lagi sayang. Aku lelah sayang, tapi aku nggak pernah lelah untuk mencintaimu. Aku hanya lelah dengan penderitaan ini, dengan cobaan ini.

Setelah kamu nggak ada, senyumku terasa hambar. Dulu senyumku kau sebut manis, dekarang sudah tak berasa. Hanya sebuah senyum palsu yang kutebarkan ke orang-orang.

Berikan aku kesempatan lagi tuhan, agar aku bisa bersamamu sayang. Aku rindu kamu, sungguh. Aku lemah tanpamu.
Sempat terpikir olehku untuk bunuh diri saja, tapi hal itu tidak akan memecahkan masalah. Lagipula, kamu tau kan syang, aku buka orang bodoh, jadi kamu nggak usah cemas.

Dadah sayang. Love you.

Dari Icha.

-----------------------------

Senin, 14 Agustus 2010

Dear my lovely

Sayang, ini surat terakhir dariku untukmu. Aku akan menjadi orang yang kuat, sayang. Aku akan menjadi Icha yang dulu, yang penuh senyuman, yang ceria, yang selalu ramah kepada orang-orang.

Walaupun nanti aku bersama yang lain, tapi cahaya kamu nggak pernah padam di hati aku. Tempat aku masih terjaga di hati aku, walaupun hanya sedikit.

Aku akan move on. Aku akan mencoba untuk melupakan masa lalu, tapi akan pernah melupakan kenangan indah kita berdua. Kenangan kita sudah terlanjur kuukir di hatiku. Aku nggak akan pernah melupakan senyuman penuh kasih mu. Aku nggak akan pernah melupakan tatapan lembutmu. Aku nggak akan pernah melupakan sosok sempurna dirimu.
Selamat tinggal kasihku. Semoga bahagia di surga sana. Aku akan berjuang disini demi kamu. Aku akan membuatmu bangga di surga sana. Aku selalu mencintaimu.

Dari Icha, mantan kekasihmu

Saturday, October 15, 2011

Kemunafikan Cinta (CerPen)

Posted by adena riskivia trinanda at 5:24 PM 0 comments
Malam ini bulan seakan kehilangan separuh cahayanya. Bulan seakan ikut bersedih demi menemani aku, aku yang rindu akan dirinya, rindu akan belaiannya yang membelaiku penuh dengan kasih sayang, rindu dengan pelukannya yang senhangat sinar mentari, rindu akan kata-katanya yang selembut kain sutra.

Saat itu aku sedang berada di taman bermain bersama dia. Memang dia yang mengajakku untuk bermain di sini. Sebenarnya dari tadi jantungku tidak bisa berhenti berdetak dengan cepat.

“hei Rin,”kata dia  kepadaku.

“hmm?” tanyaku sambil tersenyum. Lalu laki-laki tadi menatapku dengan serius dan menggenggam tanganku.

Dia terdiam untuk sesaat, lalu tersenyum padaku, “aku sudah mengenalmu selama 10 tahun. Sudah banyak waktu yang kulalui bersamamu.” Katanya. Jantungku mulai berdebar cepat setela menatap matanya yang menatapku tajam. Matanya yang indah menatapku serius.

“iya?” kataku sok berbasa-basi. Aku begitu penasaran dengan kalimat selanjutnya. Saat itu aku sedikit berharap agar kata-katamu selanjutnya adalah kamu cinta aku.

“seindah-indahnya bunga yang pernah aku liat, hanya ada satu bunga yang begitu memikat peratianku. Seterang-terangnya matahari, ada seseorang yang bersinar lebih terang dihatiku. Secantik-cantiknya senyum monalisa, ada yang mempunyai senyuman lebih cantik dari monalisa. Kau tau? Aku begitu tertarik padamu, kau telah membawaku ke sebuah perasaan yang bernama CINTA,” katanya sambil menggenggam tanganku. “intinya, aku cinta padamu,” katanya sambil tersenyum.

Aku terdiam seribu bahasa. Aku kaget. Seakan sebuah mimpi indah sedang kujalani, tapi aku sadar sekarang aku sedang berada di dunia nyata yang penuh kemunafikkan manusia. Aku hanya membalas pandangannya dengan pandanganku yang tanpa ekspresi. “so? Kamu mau jadi kekasiku?” tanyanya sambil tersenyum. Lagi-lagi dia mengeluarkan senyum mautnya. Senyumnya yang lembut dan manis. Dengan sebuah senyuman saja bisa membuatku meleleh.

“aku mau,” kataku sambil tersenyum tulus. Dia lalu memelukku dan mulai mendekatkan wajanya ke wajahku. Sekarang tak ada jarak lagi antara bibirku dan bibirnya. Nafasnya sangat terasa di pipiku, setiap hembusan nafasnya yang terasa di pipiku membuatku semakin merona. 

Aku tersenyum sendiri mengingat kenangan masa laluku dengannya. Tak terasa butiran air mataku jatuh dari mataku, membasahi pipiku. Aku kangen dia, aku sungguh rindu padanya. Andaikan kau tau saat ini aku begitu butuh belaianmu, aku begitu rindu dengan senyum mematikanmu itu.

Malam itu aku hanya menangis merindukan dirinya, dirinya yang dulu mengisi hatiku ini. Aku tertidur dengan senyuman kelu dan air mata yang masih keluar.

*****

Pagi ini aku pergi ke sekolah, di mana kata orang tempat iru adalah neraka bagi para remaja. Ke sekolah berarti aku harus bertemu dengannya lagi. Entah ini takdir, keberuntungan, atau kesialan untukku, tempat dudukku bersebelahan dengan tempat dudukku. Akankah aku melihat senyum lembutnya lagi seperti dulu.

“hei Tomi,” sapaku sambil tersenyum, sebuah senyum palsu yang dibaliknya ada kesedihan. Aku tau senyumku terlihat sedikit dingin.

“hei Rina,” sapanya padaku sambil membalas senyumku, entah itu senyum asli atau bukan. Tapi senyumnya saat itu terasa dingin, tidak sehangat dulu, sebelum aku memutuskan hubungan kami berdua. Senyum itu tidak selembut dan semanis yang dulu.

“hei sayang,” sapa kekasihku, Tomi. Sudah 1 bulan aku menjalin ubungan dengannya. Banyak yang tidak suka dengan hubungan kami, entah mengapa.

Aku hanya membalas sapaannya dengan sebuah senyuman. Kulihat wajhanya sedikit memerah, dia langsung memalingkan wajahnya. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya itu. Dia lalu menghadapkan wajahnya ke wajahku. Lagi-lagi dia mendekatkan bibirnya ke bibirku. Dia memberikan sebuah ciuman kepadaku, “aku benar-benar jatuh cinta padamu,” katanya sambil berbisik lembut di telingaku. Aku hanya tersenyum mendengarnya.

“ayo kita ke kelas,” kata Tomi. Aku anya menganggukkan kepalaku.

Aku lalu berkumpul dengan teman-temanku. “hei, kamu nggak takut?” tanya salah seorang temanku.

“kenapa harus takut?” tanyaku heran.

“Tomi itu kan terkenal di kalangan gadis-gadis, jadi mungkin kamu bakalan diputusin Tomi. Kamu nggak malu kalau diputusin cowok lebih dulu? Mending kamu duluan yang mutusin dia, dari pada harga dirimu jatuh karena diputusin cowok,” kata temaku sambil tertawa.

Bodohnya aku malah termakan oleh ocehan-ocehan bodoh itu. Aku malah memutuskan Tomi dengan alasan takut diputusinnya lebih dulu. Aku tau kalian menganggapku cewek bodoh, aku mengerti.

“tomi,” panggilku.

“iya sayang? Ada apa?” tanyanya sambil tersenyum.

“aku ingin kita mengakhiri hubungan kita,” kataku sambil menundukkan kepalaku. Aku takut menatapnya. Aku takut bila aku melihat mata indahnya keputusanku akan berubah. Aku tidak sanggup mmelihat matanya yang indah saat mengakhiri hubungan.

“demi apa? Kenapa secepat itu hubungan kita harus berakhir? Aku masih mencintaimu Rina. Aku benar-benar sayang padamu.” Kata Tomi sambil menggenggam tanganku.

Aku membuang muka, “Aku nggak bisa melanjutkan hubungan kita, maaf,”  kataku.

“setidaknya berilah aku alasan! Aku ingin sebuah alasan. Alasan yang membuat bidadari ku tega meninggalkanku.”kata Tomi. Aku merona saat dia memanggilku bidadarinya. Aku semakin takut melihat tatapannya. Aku tau, sekarang mataku pasti berkaca-kaca.

“kamu memang mencintaiku, tapi itu sekarang. Aku takut kamu nanti tidak akan mencintaiku lagi dan meninggalkanku. Aku tidak mau kamu yang duluan memutuskan aku,” kataku dengan nada lirih.

Kulirik wajah Tomi sedikit. Matanya seakan-akan dia marah padaku, ya memang dia marah padaku. “hanya demi itu? Aku tidak paham dengan jalan pikiranmu! Terserahmu deh!” kata Tomi. “Asal kau tau Rina, aku akan selalu mencintaimu sampai takdir berkata lain.” Katanya lagi. Lalu dia meninggalkanku. Aku terdiam, aku tau aku telah melakukan hal terbodoh di dunia. Aku tak paham, mengapa aku bisa sebodoh ini.

Hal terbodoh yang pernah kulakukan adalah saat memutuskan hubungan ku dengan Tomi. Seandainya waktu bisa
diputar, tetapi nasi sudah menjadi bubur, tak ada yang bisa diperbaiki.

“udah pr bahasa?” tanyaku basa-basi.

“udah. Kamu belum? Pengen liat punyaku?” kata Tomi. Ah, dia begitu baik padaku. Semakin dia memperlakukanku dengan baik, maka aku semakin sulit untuk melupakannya. Aku memang cewek super bodoh yang memutuskan sebuah hubungan demi sebuah hal yang sangat sepele.

“aku udah kok,” kataku sambil tersenyum tulus. Dia memang masih perhatian. Dan tadi, entah aku salah liat atau apa, tapi tadi sekilas aku melihat wajahnya memerah. Sayangnya dia langsung memalingkan mukanya, jadi aku tidak bisa memastikannya. Tapi kalau aku berharap tak ada salahnya kan?

*****

Akirnya bel berbunyi juga. Aku bisa pergi dari tempat menyebalkan itu. Sewaktu aku ingin pulang, seseorang menahanku, dia memegang tanganku. “Rina,” katanya lirih.

“kenapa Tom?” tanyaku sambil tersenyum paksa. Jantungku tak bisa berdebar saat dia memegang tanganku.

Tomi lalu terdiam sesaat, lalu dia berkata, “boleh aku antar ke rumah?”

Jantungku semakin berdebar kencang. Aku begitu bahagia bisa diantar Tomi pulang. Tiba-tiba saja aku melihat ladang bunga di sekelilingku, itu artinya aku sedang berbunga-bunga, aku jatuh cinta. Ya, aku memang jatuh cinta kepada Tomi dari dulu.

“iya,” kataku singkat. Aku bingung mau jawab apa. Setelah itu aku pulang menggunakan mobil Tomi.

Di dalam mobil kami saling terdiam dengan pikiran masing-masing. Lagu yang disetel di Recorder Tomi terdengar merdu di telingaku. Mungkin kalau tidak ada lagu ini, debaran jantungku akan terdengar oleh Tomi.

“udah lama ya kita nggak pulang bareng?” kata Tomi memecahkan keheningan. Aku hanya tersenyum. “semenjak kita putus, hubungan kita semakin merenggang,” kata Tomi. Ah, dia membahas tentang hubungan kami. Itu membuatku teringat lagi dengan kenangan pahit itu.

“aku menyesal,” kataku. Sungguh, aku tak sadar telah berkata seperti itu.

Tiba-tiba Tomi merem mendadak dan menyampinkan mobilnya, “maksudmu?” tanyanya menatapku penuh harap. Tatapannya seakan berkata ‘semoga kau masih mencintaiku’.

“eeeeeee, eeeeee...” aku bingung mau berkata apa, dan jadinya aku malah gagap seperti itu.

“apa maksudmu tadi?” tanya Tomi lagi. Kini tatapannya semakin tajam. Dia butu kepastian.

Tetapi aku masih terdiam membisu. Dan akhirnya yang keluar dari mulutku adalah, “aku menyesal pernah menjadi pacarmu dan mengakiri persahabatan kita,”

Tatapan Tomi menjadi sendu. Aku tau, dia kecewa dengan ucapanku tadi. Ucapanku pasti sangat menusuk hatinya. Betapa bodohnya aku, mengapa aku tak berkata jujur padanya?

“maaf karena telah memintamu menjadi kekasihku,” katanya lirih.

Ah, suaranya yang lirih seperti itu membuat hatiku tersayat. Dan tanpa kusadari air mataku mulai keluar dari kelopak mataku dan membasahi pipiku dengan lembutnya, aku menangis. “Rina? Kenapa kau menangis?” katanya. “jangan menangis Rina, itu tambah membuat sakit,” kata Tomi seraya memelukku.

Aku hanya bisa menangis di dadanya. Aku tak tahu harus berkata apa. Aku akan menumpahkan semua kekesalanku terhadap diriku dengan air mataku. Aku akan menangis sepuasnya di dada Tomi. Tomi lalu memegang bahuku dan menghapus air mataku, “mengapa kamu menangis? Tangisanmu itu berharga Rina, karena tangisanmu begitu indah di mataku” kata Tomi dengan nada lirih sambil tersenyum tulus.

Sambil masih terisak aku berkata, “aku benar-benar bodoh,”

Tomi bingung dengan kata-kataku, “maksudmu?” tanyanya heran.

“aku telah melakukan dua hal terbodoh dalam hidupku,” kataku dengan masi terisak. “hal pertama sewaktu aku memutuskan hubunganku demi menaan gengsi. Padahal saat itu aku sangat mencintai kekasiku,” lanjutku.

Tomi terkejut mendengarnya, “benarkah?” katanya. Aku tau, dia tersenyum mendengar ucapanku itu.

“hal kedua saat aku memboongi orang yang kucintai dan membohongi perasaanku. Aku berkata padanya bahwa aku menyesal pernah menjadi kekasihnya. Padahal aku sangat mencintainya sampai sekarang. Padahal....” kata-kata ku terputus karena Tomi memutus pembicaraanku,

“jangan pernah melakukan hal bodoh itu lagi. Karena hal bodoh yang kau lakukan tela menyakiti dua hati, menyakitimu dan menyakitiku. Aku sangat mencintaimu Rina,” kata Tomi sambil membelai rambut hitamku yang lurus.
Aku sungguh bahagia mendengar ucapannya, “maafkan aku,” kataku. Lalu aku langsung memeluknya dengan masih terisak.

Tomi membalas pelukanku, “maukah kau menjadi kekasihku lagi?” katanya.

“tentu saja aku mau,” kataku sambil tersenyum bahagia dengan air mata yang masih dipipiku.

Tomi lalu melepaskan pelukanku. Dia membelai pipiku dan menghapus air mata yang membasahi pipiku itu. Lalu dia menciumku. Aku tak pernah menolak ciumannya, karena aku tau, ciumannya menggambarkan perasaan cintanya padaku. Aku sudah terhipnotis oleh CINTA. Hari itu adalah awal dari kisah cintaku yang sebenarnya. Kisah cinta yang akan menjadi masa depanku dan Tomi. Kisah cinta yang menjadi rahasia kami.

Sunday, October 16, 2011

7 surat kenangan (CerPen)

Posted by adena riskivia trinanda at 3:33 AM 0 comments
Selasa, 8 Agustus 2011

Untuk kekasihku di surga.

Hari ini adalah hari ke lima kepergian mu. Sejak kau pergi meninggalkanku entah mengapa aku merasa mentari tidak secerah yang dulu, rembulan tidak seindah yang dulu, dan langit tidak sebiru yang dulu. Aku dan alam sama sama merindukan sosokmu.

Mungkin sekarang kamu sudah berada di surga, tapi aku mohon tunggulah aku di sana. Aku tak akan bunuh diri seperti orang orang tolol yang sering melakukannya. Aku tau, bila aku melakukan hal itu, kau pasti akan marah sekali padaku.

Dan taukah kau, hari ini adalah hari peringatan pertama aku melihatmu, hari di mana aku terpikat oleh sosok mu. Sosok lelaki sempurna.

****

Sudah dua bulan aku bersekolah di sini, tapi tidak ada bedanya dengan masa masa SMP ku. Aku masih jomblo sampai sekarang, aku masih belum mengerti dengan makhluk adam. Bagiku bersama sahabat lebih baik dari pada bersama seorang cowok, yah tapi aku berpikir seperti itu karena aku belum pernah dekat banget sama cowok.

Suara merdu bel sudah berbunyi, ini tandanya kemerdekaan bagi para murid, inilah waktunya istirahat. Seperti biasa aku beristirahat bersama ketiga sahabatku. Kami lalu berkeliling lingkungan sekolah untuk mencari makanan yang pas untuk mengganjalkan perut kami. Lalu aku melihat ke tempat orang jualan pentol, yah aku sangat menyukai pentol. Tapi sayangnya antriannya banyak, dan itu cowok semua, jadi aku males beli pentol. Lalu tak sengaja aku melihat salah seorang lelaki putih yang lumayan tinggi sedang membeli pentol. Entah mengapa jantungku berdetak lebih keras dan hal itu tidak bisa dihentikan. Karena aku penasaran denagan orang itu, aku pun bertanya pada Merlin, sahabatku.

“Mer, lo tau nggak cowok yang sedang jajan pentol itu namanya siapa?” kataku.

“yeeeee yang mana atuh? Pembeli nya aja sejibun gitu, mana gue tau yang lo maksud yang mana,” kata Merlin.

“yang itu tuh, yang tinggi putih,” kataku

“oh yang itu. Gue nggak tau juga Ca. Orangnya nggak eksis sih. Coba tanya ke Lina sama Rosy, kali aja mereka tau.” Kata Merlin.

Lalu gue menanyakan hal yang sama ke Lina dan Rosy, tapi hasilnya sama, mereka nggak tau sama sekali tentang orang yang tinggi putih tadi.

“emang kenapa Ca? Lo suka sama dia? Seriusan Ca? Ecie akhirnya Ica suka sama orang,” goda Rosy.

“yeeeee gue cuman nanya aja kali, nggak usah dilebay lebay kan dong ah.” Kataku.

“keliatannya dia kakak kelas kita deh, em kelas 11 tuh di lambagnya,” kata Lina.

“em iya kali yah. Yuk udah yuk belanjanya,” kataku.

Akhirnya kami kembali ke kelas. Sepanjang perjalanan aku terbayang dengan wajahnya. Aku nggak tau apa yang terjadi denganku, rasa apa yang telah menghatui perasaanku. Aku seakan ngin lebih mengenalnya, ingin lebih dekat dengannya, dan aku merasa aku ingin selalu berada di sampingnya. Ah sudahlah,

*****

Betapa polosnya aku saat itu, aku belum tau sama perasaan yang membuatku senang, gila, dan khawatir secara  bersamaan, itulah namanya Cinta. Aku senang bila aku melihatmu, aku gila setiap saat karena aku terus memikirkanmu tanpa henti, dan aku khawatir setiap saat karena aku takut tidak bisa bersamamu. Seandainya aku bisa kembali ke saat itu, maka waktu kita berdua akan kembali lagi.

Sayang, aku rindu kamu ngesms aku. Aku rindu kamu telpon aku. Aku rindu kamu meluk aku. Aku rindu kamu sayang. Aku rindu kamu manggil aku cinta, manggil aku sayang.

Sayang, aku bingung sama tuhan, buat apa kita dipertemukan kalau akhirnya kita harus dipisahkan. Mengapa tuhan membiarkan dua insan bertemu dan saling jatuh cinta tapi akhirnya harus berpisah. Mungkin inilah namanya takdir.

Sayang, aku sangat sayang sama kamu. Aku mohon tunggu aku di surga, tetap jaga tempat di surga untuk aku agar kita
bisa tetap bersama sayang. Aku terlanjur sangat amat termat sayang sama kamu.

Sudah yah sayang, aku tetap akan menunggu balasan darimu. Surat ini kuterbangkan memakai balon agar bisa sampai ke surga. I love you, honney. I miss you.

Dari kekasihmu di dunia, Icha.

---------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 9 Agustus 2011

Untuk seseorang yang kucintai di surga.

Halo lagi sayang. Aku akan terus mengirim kan surat surat dariku untukmu sampai kamu membalasnya. Aku tau itu hal bodoh, karena aku tak akan pernah mendapatkan balasan surat darimu.

Kemarin aku berdoa kepada tuhan agar aku bisa sibuk supaya aku nggak terpuruk sama kesedihan ini. Itu bukan berarti aku udah nggak sayang lagi sama kamu loh, aku cuman ingin mengurangi kesedihanku ini. Aku tau kamu juga nggak suka ngeliat aku sedih.

Em sayang, kamu ingat nggak waktu ulang taun kamu aku ngucapin selamat terus kamunya ngucapin sama sama. Kamu tau nggak waktu itu aku senangnya setengah mati karena kamu bales pesan aku di jejaring sosial.

****

Mentari pagi yang bersinar membuatku terbangun. Kurenggangkan tubuhku sambil mengucek mataku. Kuambil HP ku lalu kubuka twitterku. Ku search u-name orang yang kusuka yang kudapat dari informasi temanku. @Muhammad_Irwan, u-name simpel yang menurutku indah. Nama yang bagus.

Lalu kubuka timeline nya. Sama seperti kemarin. Lalu kubuka mentionnya, banyak yang mementionnya. Terlihat di layar kacaku orang-orang banyak yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu.

Lelaki yang kusuka ternyata hari ini ulang tahun, langsung saja aku memention kamu, @Muhammad_Irwan HBD yah ka. Panjang umur, sukses selalu yah. Amin.

Sejam setelah itu HP ku berbunyi, ada pemberitahuan di twitter. Langsung saja kubuka twitterku dan ku lihat mentionku. Seseorang mementionku, dan dia adalah Ka Irwan, orang yang kusuka. @AnnisaIcha makasih de. Amin amin. Ade kelas ya? Kelas berapa? Aku tersenyum melihat tweetmu. Aku senang kau membalas mention pertamaku ke kamu. Saat itu seakan aku menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini, sampai-sampai ingin rasanya aku berbagi pada dunia kebahagian ini.

Mungkin aku orang tolol yang sangat bahagia hanya karena sebuah mention dari @Muhammad_Irwan. Tapi apa kalian tau, hal sekecil apapun bisa membuat orang jadi jatuh cinta.

****

Sayang ingat kan saat itu? Setelah itu kita mulai sering saling mention sampai suatu saat kamu minta nomor aku.
Sayang, kamu  tau? Aku nggak pernah menyesal ketemu kamu. Aku nggak pernah menyesal sudah pernah suka sama kamu, bahkan sekarang pun aku masih suka kamu. Seandainya aku tak bertemu kamu mungkin aku nggak akan merasakan kenikmatan cinta bersamamu walaupun hanya untuk sesaat.

Sayang, makasih udah pernah ngebuat aku bahagia, ngebuat aku terbang ke langit ketujuh karena bahagia akan cintamu. Makasih udah ngelindungin aku selama ini. Makasih udah kasih cinta kamu sepenuhnya buat aku.

Di sini aku mencoba untuk tegar sayang. Aku mencoba untuk tidak menangis. Aku nggak mau kamu melihat butiran air mata keluar dari mata aku, aku nggak mau kamu khawatir.

Seandainya ada doraemon, aku akan minta mesin waktunya doraemon agar aku bisa kembali kemasa lalu dimana kamu selalu ada buat aku.

Cinta, hari ini suratnya sampai sini aja yah. Salam sayang ku hanya untukmu sayang. Kasih sayangku hanya untuk kamu. Salam rindu dan salam cinta kusampaikan dengan terbangnya surat ini ke tempat kau berada. I love you.

Dari seseorang yang menantimu kembali, Icha.

---------------------------------------------------------------------------

Kamis, 10 Agustus 2010.

Untuk orang yang paling kucinta.

Ini surat ketiga dari aku ke kamu Ka. Kakaku sayang, apa kamu rindu sama aku? Aku sangat rindu sama kamu sayang. Tanpa kamu di sisi aku, aku ngerasa udara begitu dingin. Nggak ada mentariku yang dulu selalu ada di dekat aku.

Aku sungguh berharap kepada Tuhan ka, agar aku bisa keluar dari kesedihan yang mendalam ini ka. Aku mohon ka, bantu aku berdoa pada tuhan ka.

Ka, sekarang sedang hujan ka. Tapi sekarang suara hujan tidak seindah dulu ka, dulu suara hujan itu terdengar seperti sebuah simphoni yang mengalun merdu. Tapi semenjak kakak pergi, semua seakan berubah ka. Hidupku seakan tidak
terlalu berwarna seperti dulu.

Hujan ini mengingatkan aku waktu kakak nembak aku di tengah hujan. Apa kakak masih ingat? Kejadian 5 tahun yang lalu? Kejadian yang membuat aku merasa aku lah orang terbahagia di dunia ini.

****

Butiran-butiran air terjatuh rapi, membuat suara yang merdu untuk didengar. Hari ini seperti biasa aku pulang menggunakan bis. Sayangnya hujan membuatku tak bisa pergi ke halte bis. Terpaksa aku menunggu di kantin sampai hujan reda.

Aku duduk manis sambil mendengarkan lagu di i-pod ku. Tiba-tiba sesorang duduk di sebelahku. Kulihat orang yang duduk di sebelahku, Ka Irwan.

“Icha, nggak pulang?” tanyanya. Suaranya mengalun dengan merdu.

“Nggak ka, nggak bisa ke halte bis soalnya hujan sih. Ehehehe” kataku sambil nyengir.

“Naik bis yah?” tanyanya sambil tersenyum lembut. Kuusahakan wajahku tidak merona saat melihat senyuman lembutnya
yang manis itu.

“Iya.” Kataku singkat.

“Pulang sama aku aja mau nggak? Aku naik mobil kok,” katanya sambil tersenyum lagi. Ah Tuhan, jika aku selalu melihat senyumnya apa aku akan hangus karena setiap kali aku melihatnya wajaku memerah dan hal itu membuatku panas.
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Ingin rasanya aku melompat-lompat saat itu karena saking bahagianya kamu mengajakku pulang bersama.

Di dalam mobil kami hanya diam membisu. Suara musik yang mengalun merdu membuat kami terhanyut dengan pikiran masing-masing.

Sesampainya di rumahku, dia memegang tanganku seakan mencegahku pergi. “Ca, gue suka.” Kataya sambil menunduk menyembunyikan wajahnya.

“Hah? Suka apa?” tanyaku tolol.

“Suka sama Annisa Raputri Citra.” Katanya masih sambil menunduk. Kata-kata itu langsung membuat ku melayang. Pipiku merona, aku bahagia. “Mau kan jadi pacar aku?” katanya sambil memandangku. Akhirnya kamu mengangkat wajahmu. Kulhat keseriusan matamu dan rona di wajahmu.

“Ya. Aku juga suka sama kamu Ka.” Kataku sambil tersenyum bahagia. Dia lalu memelukku.
“Makasih Ca udah nerima aku jadi kekasihmu.” Katanya sambil berbisik di telingaku.

****

Mengingat hal itu membuatku semakin merindukanmu cinta. Sayangku, aku sangat bahagua karena aku oernah menjadi pacar kamu. Tapi sekarang hati aku udah hancur menjadi serpihan-serpihan kecil sekecil debu, jantungku remuk tak berbentuk.

Aku janji sayang, aku nggak bakal nyalahin Tuhan walaupun itu sulit buat aku lakuin.
Udah yah sayang. Dadah. I love you.

Dari Icha, kekasihmu.

-------------------------------------------------------------------------------

Jum’at, 11 Agustus 2010

Buat Ka Irwan, kekasihku.

Sayang ini surat keempat untukmu. Sayang, apa kamu ingat waktu kita pertama kai bertengkar? Malam tadi aku memimpikan saat kita pertama kali bertengkar.

****

Musim semi telah menggantikan musim dingin. Sudah 1 tahun aku berpacaran dengan orang yang sudah lama kucinta. Kami menjalani hubungan kami denga mulusnya, tanpa ada gangguan sedikit pun.

Malam ini Ka Irwan mengajakku pergi dinner. Katanya dia akan menjemputku jam 7 malam.

Aku pun mandi. Setelah itu aku mengambil semua dress milikku. Kucoba satu persatu dress yang kupunya. Aku ingin tampil sempurna malam ini, karena hari ini adalah hari peringatan 1 tahun hubungan kami.

Jam 7, ada seseorang yang menekan bel rumahku. Aku pun langsung membukakan pintu. Kulihat dirinya yang berdiri tegak, rambutnya disinari rembulan, senyumnya yang diterangi bintang, dan matanya yang menatapku dengan lembut membuat dirinya seperti sosok yang paling sempurna di mataku.

“kamu cantik Ca,” kata Ka Irwan sambil tersenyum lembut. Pipinya merona saat mengatakan aku cantik. Pipiku pun menjadi merona juga.

“makasih. Em, aku minta ijin ke mamah papah aku dulu yah,” kataku sambil tersenyum tulus.

Setelah selesai berpamitan aku pun pergi bersama Ka Irwan. Alunan merdu musik yang dinyalakan di i-pod Ka Irwan membuat kami berdua terdiam, terdiam dalam alunan simhoni cinta.

Tak lama, kami sampai di sebuah restoran. Ka Irwan menggandengku masuk ke dalam. Setelah itu kami makan.

Sayangnya saat makan, handphone Ka Irwan berdering dan dia mengangkat telponnya jadi selama aku makan dia menjawab telponnya di kejauhan. Aku seperti seorang diri saat itu, di malam yang indah itu.
Setelah aku selesai makan,  barulah Ka Irwan kembali ke meja.

“Siapa?” tanyaku ketus.

“teman. Nggak ada hubungannya juga kok sama kamu,” kata Ka Irwan sambil menyuapkan makanan di mulutnya.

“kamu bilang nggak ada hubungannya? Jelas ada! Aku pengen tau siapa yang kamu telpon tadi! Aku pengen tau orang yag membuatku malam ini makan sendirian sedangkan kamu mengangkat telponnya!” Kataku dengan nada tinggi.

“itu teman aku sayang. Cowok kok. Udah lah jangan dibesar-besarkan,” katanya masih sambil menyuapkan makanannya.

“udahlah aku pulang aja bad mood lama-lama di sini!” kataku sambil berdiri.

Ka Irwan tapi menahanku. “Aku antar yah,” katanya. Aku hanya diam tidak menjawab apapun. Ka Irwan tidak menghabiskan makanannya, dia langsung mengantarkan ku pulang.

Di dalam mobil suasana menjadi tegang, walaupun suara musik merdumasih saja mengalun. Keheningan yang ditimbulkan oleh kami berdua membuat kami tidak nyaman. Ingin rasanya aku lekas pulang.
Sesampainya di rumahku Ka Irwan menahanku untuk masuk. “Maaf Cha. Aku salah udah menjawab telpon teman aku tadi. Plis, jangan marah lagi yah,” katanya dengan nada lirih.

Aku masih diam tak memberi jawaban. “teman aku itu Tono Cha, sahabat aku. Dia tadi lagi down jadi aku nggak bisa nolak panggilannya.” Katanya lagi.

Aku lalu tersenyum, “iya sayang nggak papa kok,” kataku. Lalu dia memelukku.

“makasih udah ngertiin aku Cha,” katanya berbisik di telingaku. “Happy anniversary sayang,” katanya laludia mengecup telingaku dengan lembut. Pasti lah mukaku saat ini merona.

*****

Hari-hari bersama mu dulu merupakan waktu terbaik dalam hidup aku. Andaikan, andaikan nggak ada musibah itu kita pasti bisa bersama, pasti. Andaikan, andaikan saat itu kita tidak ke sana, kita tidak akan terpisah sayang.

Sayang, tolong tanyakan pada tuhan bagaimana caranya agar aku bisa melupakan kematianmu, tanyakan pada tuhan bagaimana aku bisa berhenti terpuruk dalam kesedihan ini.

Sayang, biar pun kamu udah nggak ada, aku yakin kamu tetap jadi nomor 1 di hati aku. Kamu tetap jadi matahariku, kamu tetap jadi cahaya hidup aku, kamu tetap jadi nafas aku, kamu tetap jadi rembulanku, kamu tetap segalanya buat aku.

Sudah yah sayang. Salam sayang ku hanya untukmu kasih. I love you.

Dari mentarimu, Icha.

-------------------------------------------------------

Sabtu, 12 Agustus 2011

Untuk kekasihku.

Sayang, hari ini tanggal 12 Agustus loh sayang. Hari ini ulang tahun aku sayang. Umur aku sekarang 22 tahun sayang. Aku sekarang udah jadi gadis dewasa sayang. Aku menantikan ucapan selamat darimu sayang.

Padahal dulu aku berharap saat umur 22 tahun kita akan menikah sayang, tapi takdir tidak mengijinka sayang. Aku berpikir, apakah kita sudah dipermainkan takdir? Takdir dengan seenaknya membuat kita jatuh cinta lalu membuat kita berpisah.

Sayang tau nggak, malam tadi aku melihat kamu di mimpi aku. Aku bermimpi kita sedang di taman bunga sahana, bermain-main. Kita bermesraan di taman bunga itu. Kita berdua selalu di taman itu. Tapi sayangnya adik ku membangunkanku dari mimpi indah ku sayang. Aku masih ingin sama kamu sayang.

Aku jadi teringat saat ulang tahun ku yang ke-17 deh sayang, apa kamu ingat?

****

Pagi yang cerah mengawali hariku yang cerah. Kulihat mentari sedang bersinar dengan lembutnya, sekan tersenyum kepadaku. Hari ini umurku tepat 17 tahun. Lalu aku berdoa agar di umurku yang meua ini aku bisa menjadi lebih dewasa dalam mengatasi masalah.

Di sekolah. Aku langsung menuju kelasku, kosong. Kemana orang-orang. Lalu namaku dipanggil di pengawas harian. Aku disuruh masuk ke kelas 10 B, tapi kelas itu kosong. Aku hanya menemukan secarik kertas di sana, 11 H. Aku pun langsung pergi ke kelas 11 H. Dan lagi-lagi kelasnya kosong. Kali ini aku melihat tulisan di papan tulis, 8c+3c. Awalnya aku sempat bingung, tapi setelah kupikir-pikir lagi, aku tau maksudnya. Aku disuruh ke kelas 11 C. Pintu kelas itu tertutup. Aku pun membuka pintu itu dengan perlahan.

“Happy Birthday,” kata semua orang yang berada di dalam kelas 11 C. Semua orang yang ku kenal di SMA ada di sana, bahkan guru-guruku pun ada di sana. Aku lalu melihat ke arah orang-orang yang membawa kue, orang itu adalah Ka Irwan, Rosy, Merlin, dan Lina.

“ciyeh yang umur 17 tahun,” kata Ka Irwan, Rosy, Merlin, dan Rina serempak sambil berjalan ke arahku.

“Ayo tiup lilinnya,” kata Rosy. Aku lalu membuat permohonan barulah kutiup lilinnya. Air mataku mulai berjatuhan, aku terharu terharu akan kelembutan mereka semua, terharu akan kebaikan mereka semua, terharu akan ketulusan mereka semua.

“Jangan nangis dong sayang,” kata Ka Irwan sambil melepaskan kue. Lalu dia menghapus air mataku dengan lembutnya.
Aku lalu memeluknya, “makasih banyak saynag,” kataku. Setelah itu aku melepas pelukanku. “maksih banyak semuanya,” kataku sambil mengusap air mataku. Sweet seventeen terbaik.

*****

Sayang, aku semakin merindukanmu. Merindukan semua darimu. Lekas pulang sayang, walaupun itu tidak mungkin.
Sudah yah sayang. I love you. Miss you so damn.

Dari cinta kasihmu, Icha.

------------------------------------------------

Minggu, 13 Agustus 2011

Untuk cintaku.

Halo sayangku, kaishku, cintaku. Surat ini merupakan surat keenam untukmu. Sayang, kemarin lagi-lagi aku menangisimu. Aku merindukanmu.

Terkadang aku berharap ajal ku akan segera datang agar aku bisa segera menemanimu. Tapi aku tahu, kamu masih ingin aku hidup di dunia, karena waktu itu kamu melindungiku sekuat tenaga sampai-sampai kamu harus kehilangan nyawamu.

****

Hari ini aku akan pergi bersama Ka Irwan. Entah kenapa dia mengajakku untuk pergi. Kami pun pergi ke sebuah danau. Ka Irwan lalu menyewa sebuah perahu untuk kami berdua.

Di tengah-tengah danau, di atas perahu, Ka Irwan lalu menyuruhku menutup mata. Tak lama, dia lalu menyuruhku membuka mata. Kulihat di depanku Ka Irwan sedang memegang sebuah kotak cicin yang terbuka, di dalamnya terdapat cincin permata yang indah.

“would you marry me?” katanya sambil tersenyum.

Aku tersenyum lalu berkata, “yaaaaaaaa tentu aja,” aku lalu memeluknya, dia membalas pelukanku.

Setelah itu kita menghabiskan waktu berdua. Di senja menjelang magrib, dia memarkirkan mobilnya di dekat danau. Kami bercanda bersama di dalam mobil sampai ada sebuah mobil yang melaju dengan cepat ke arah mobil kita. Padahal mobil itu hanya mengarah ke arahku, tapi kau dengan sigap memelukku. Saat mobil itu menabrakkan diri ke mobil kita, kaca-kaca mobil kita hancur dan banyak pecahan kaca yang menusuk dirimu, menusuk kulit indahmu. Aku menangis, bingung harus bagaimana. Aku lalu menghubungi polisi dan ambulans.

Tapi sayang aku telat. Kau sudah tak bernyawa saat ambulans datang. Penumpang yag mengendarai mobil tadi pun juga tidak bernyawa. Hanya aku yang selamat. Mengapa? Mengapa aku tidak mati saja bersama kekasihku? Aku menangis. Aku menanngis ampai mataku merah, mataku bengkak, mataku sakit.rasa sakit di mata ku ini masih 1/1000 rasa sakit di hatiku. Yang hari ini akan menjadi hari bersejarah untuk kami malah menjadi hari terburuk untuk kami.

****

Sayang, air mataku jatuh lagi dengan sempurnanya. Hati aku hancur lagi sayang. Aku lelah sayang, tapi aku nggak pernah lelah untuk mencintaimu. Aku hanya lelah dengan penderitaan ini, dengan cobaan ini.

Setelah kamu nggak ada, senyumku terasa hambar. Dulu senyumku kau sebut manis, dekarang sudah tak berasa. Hanya sebuah senyum palsu yang kutebarkan ke orang-orang.

Berikan aku kesempatan lagi tuhan, agar aku bisa bersamamu sayang. Aku rindu kamu, sungguh. Aku lemah tanpamu.
Sempat terpikir olehku untuk bunuh diri saja, tapi hal itu tidak akan memecahkan masalah. Lagipula, kamu tau kan syang, aku buka orang bodoh, jadi kamu nggak usah cemas.

Dadah sayang. Love you.

Dari Icha.

-----------------------------

Senin, 14 Agustus 2010

Dear my lovely

Sayang, ini surat terakhir dariku untukmu. Aku akan menjadi orang yang kuat, sayang. Aku akan menjadi Icha yang dulu, yang penuh senyuman, yang ceria, yang selalu ramah kepada orang-orang.

Walaupun nanti aku bersama yang lain, tapi cahaya kamu nggak pernah padam di hati aku. Tempat aku masih terjaga di hati aku, walaupun hanya sedikit.

Aku akan move on. Aku akan mencoba untuk melupakan masa lalu, tapi akan pernah melupakan kenangan indah kita berdua. Kenangan kita sudah terlanjur kuukir di hatiku. Aku nggak akan pernah melupakan senyuman penuh kasih mu. Aku nggak akan pernah melupakan tatapan lembutmu. Aku nggak akan pernah melupakan sosok sempurna dirimu.
Selamat tinggal kasihku. Semoga bahagia di surga sana. Aku akan berjuang disini demi kamu. Aku akan membuatmu bangga di surga sana. Aku selalu mencintaimu.

Dari Icha, mantan kekasihmu

Saturday, October 15, 2011

Kemunafikan Cinta (CerPen)

Posted by adena riskivia trinanda at 5:24 PM 0 comments
Malam ini bulan seakan kehilangan separuh cahayanya. Bulan seakan ikut bersedih demi menemani aku, aku yang rindu akan dirinya, rindu akan belaiannya yang membelaiku penuh dengan kasih sayang, rindu dengan pelukannya yang senhangat sinar mentari, rindu akan kata-katanya yang selembut kain sutra.

Saat itu aku sedang berada di taman bermain bersama dia. Memang dia yang mengajakku untuk bermain di sini. Sebenarnya dari tadi jantungku tidak bisa berhenti berdetak dengan cepat.

“hei Rin,”kata dia  kepadaku.

“hmm?” tanyaku sambil tersenyum. Lalu laki-laki tadi menatapku dengan serius dan menggenggam tanganku.

Dia terdiam untuk sesaat, lalu tersenyum padaku, “aku sudah mengenalmu selama 10 tahun. Sudah banyak waktu yang kulalui bersamamu.” Katanya. Jantungku mulai berdebar cepat setela menatap matanya yang menatapku tajam. Matanya yang indah menatapku serius.

“iya?” kataku sok berbasa-basi. Aku begitu penasaran dengan kalimat selanjutnya. Saat itu aku sedikit berharap agar kata-katamu selanjutnya adalah kamu cinta aku.

“seindah-indahnya bunga yang pernah aku liat, hanya ada satu bunga yang begitu memikat peratianku. Seterang-terangnya matahari, ada seseorang yang bersinar lebih terang dihatiku. Secantik-cantiknya senyum monalisa, ada yang mempunyai senyuman lebih cantik dari monalisa. Kau tau? Aku begitu tertarik padamu, kau telah membawaku ke sebuah perasaan yang bernama CINTA,” katanya sambil menggenggam tanganku. “intinya, aku cinta padamu,” katanya sambil tersenyum.

Aku terdiam seribu bahasa. Aku kaget. Seakan sebuah mimpi indah sedang kujalani, tapi aku sadar sekarang aku sedang berada di dunia nyata yang penuh kemunafikkan manusia. Aku hanya membalas pandangannya dengan pandanganku yang tanpa ekspresi. “so? Kamu mau jadi kekasiku?” tanyanya sambil tersenyum. Lagi-lagi dia mengeluarkan senyum mautnya. Senyumnya yang lembut dan manis. Dengan sebuah senyuman saja bisa membuatku meleleh.

“aku mau,” kataku sambil tersenyum tulus. Dia lalu memelukku dan mulai mendekatkan wajanya ke wajahku. Sekarang tak ada jarak lagi antara bibirku dan bibirnya. Nafasnya sangat terasa di pipiku, setiap hembusan nafasnya yang terasa di pipiku membuatku semakin merona. 

Aku tersenyum sendiri mengingat kenangan masa laluku dengannya. Tak terasa butiran air mataku jatuh dari mataku, membasahi pipiku. Aku kangen dia, aku sungguh rindu padanya. Andaikan kau tau saat ini aku begitu butuh belaianmu, aku begitu rindu dengan senyum mematikanmu itu.

Malam itu aku hanya menangis merindukan dirinya, dirinya yang dulu mengisi hatiku ini. Aku tertidur dengan senyuman kelu dan air mata yang masih keluar.

*****

Pagi ini aku pergi ke sekolah, di mana kata orang tempat iru adalah neraka bagi para remaja. Ke sekolah berarti aku harus bertemu dengannya lagi. Entah ini takdir, keberuntungan, atau kesialan untukku, tempat dudukku bersebelahan dengan tempat dudukku. Akankah aku melihat senyum lembutnya lagi seperti dulu.

“hei Tomi,” sapaku sambil tersenyum, sebuah senyum palsu yang dibaliknya ada kesedihan. Aku tau senyumku terlihat sedikit dingin.

“hei Rina,” sapanya padaku sambil membalas senyumku, entah itu senyum asli atau bukan. Tapi senyumnya saat itu terasa dingin, tidak sehangat dulu, sebelum aku memutuskan hubungan kami berdua. Senyum itu tidak selembut dan semanis yang dulu.

“hei sayang,” sapa kekasihku, Tomi. Sudah 1 bulan aku menjalin ubungan dengannya. Banyak yang tidak suka dengan hubungan kami, entah mengapa.

Aku hanya membalas sapaannya dengan sebuah senyuman. Kulihat wajhanya sedikit memerah, dia langsung memalingkan wajahnya. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya itu. Dia lalu menghadapkan wajahnya ke wajahku. Lagi-lagi dia mendekatkan bibirnya ke bibirku. Dia memberikan sebuah ciuman kepadaku, “aku benar-benar jatuh cinta padamu,” katanya sambil berbisik lembut di telingaku. Aku hanya tersenyum mendengarnya.

“ayo kita ke kelas,” kata Tomi. Aku anya menganggukkan kepalaku.

Aku lalu berkumpul dengan teman-temanku. “hei, kamu nggak takut?” tanya salah seorang temanku.

“kenapa harus takut?” tanyaku heran.

“Tomi itu kan terkenal di kalangan gadis-gadis, jadi mungkin kamu bakalan diputusin Tomi. Kamu nggak malu kalau diputusin cowok lebih dulu? Mending kamu duluan yang mutusin dia, dari pada harga dirimu jatuh karena diputusin cowok,” kata temaku sambil tertawa.

Bodohnya aku malah termakan oleh ocehan-ocehan bodoh itu. Aku malah memutuskan Tomi dengan alasan takut diputusinnya lebih dulu. Aku tau kalian menganggapku cewek bodoh, aku mengerti.

“tomi,” panggilku.

“iya sayang? Ada apa?” tanyanya sambil tersenyum.

“aku ingin kita mengakhiri hubungan kita,” kataku sambil menundukkan kepalaku. Aku takut menatapnya. Aku takut bila aku melihat mata indahnya keputusanku akan berubah. Aku tidak sanggup mmelihat matanya yang indah saat mengakhiri hubungan.

“demi apa? Kenapa secepat itu hubungan kita harus berakhir? Aku masih mencintaimu Rina. Aku benar-benar sayang padamu.” Kata Tomi sambil menggenggam tanganku.

Aku membuang muka, “Aku nggak bisa melanjutkan hubungan kita, maaf,”  kataku.

“setidaknya berilah aku alasan! Aku ingin sebuah alasan. Alasan yang membuat bidadari ku tega meninggalkanku.”kata Tomi. Aku merona saat dia memanggilku bidadarinya. Aku semakin takut melihat tatapannya. Aku tau, sekarang mataku pasti berkaca-kaca.

“kamu memang mencintaiku, tapi itu sekarang. Aku takut kamu nanti tidak akan mencintaiku lagi dan meninggalkanku. Aku tidak mau kamu yang duluan memutuskan aku,” kataku dengan nada lirih.

Kulirik wajah Tomi sedikit. Matanya seakan-akan dia marah padaku, ya memang dia marah padaku. “hanya demi itu? Aku tidak paham dengan jalan pikiranmu! Terserahmu deh!” kata Tomi. “Asal kau tau Rina, aku akan selalu mencintaimu sampai takdir berkata lain.” Katanya lagi. Lalu dia meninggalkanku. Aku terdiam, aku tau aku telah melakukan hal terbodoh di dunia. Aku tak paham, mengapa aku bisa sebodoh ini.

Hal terbodoh yang pernah kulakukan adalah saat memutuskan hubungan ku dengan Tomi. Seandainya waktu bisa
diputar, tetapi nasi sudah menjadi bubur, tak ada yang bisa diperbaiki.

“udah pr bahasa?” tanyaku basa-basi.

“udah. Kamu belum? Pengen liat punyaku?” kata Tomi. Ah, dia begitu baik padaku. Semakin dia memperlakukanku dengan baik, maka aku semakin sulit untuk melupakannya. Aku memang cewek super bodoh yang memutuskan sebuah hubungan demi sebuah hal yang sangat sepele.

“aku udah kok,” kataku sambil tersenyum tulus. Dia memang masih perhatian. Dan tadi, entah aku salah liat atau apa, tapi tadi sekilas aku melihat wajahnya memerah. Sayangnya dia langsung memalingkan mukanya, jadi aku tidak bisa memastikannya. Tapi kalau aku berharap tak ada salahnya kan?

*****

Akirnya bel berbunyi juga. Aku bisa pergi dari tempat menyebalkan itu. Sewaktu aku ingin pulang, seseorang menahanku, dia memegang tanganku. “Rina,” katanya lirih.

“kenapa Tom?” tanyaku sambil tersenyum paksa. Jantungku tak bisa berdebar saat dia memegang tanganku.

Tomi lalu terdiam sesaat, lalu dia berkata, “boleh aku antar ke rumah?”

Jantungku semakin berdebar kencang. Aku begitu bahagia bisa diantar Tomi pulang. Tiba-tiba saja aku melihat ladang bunga di sekelilingku, itu artinya aku sedang berbunga-bunga, aku jatuh cinta. Ya, aku memang jatuh cinta kepada Tomi dari dulu.

“iya,” kataku singkat. Aku bingung mau jawab apa. Setelah itu aku pulang menggunakan mobil Tomi.

Di dalam mobil kami saling terdiam dengan pikiran masing-masing. Lagu yang disetel di Recorder Tomi terdengar merdu di telingaku. Mungkin kalau tidak ada lagu ini, debaran jantungku akan terdengar oleh Tomi.

“udah lama ya kita nggak pulang bareng?” kata Tomi memecahkan keheningan. Aku hanya tersenyum. “semenjak kita putus, hubungan kita semakin merenggang,” kata Tomi. Ah, dia membahas tentang hubungan kami. Itu membuatku teringat lagi dengan kenangan pahit itu.

“aku menyesal,” kataku. Sungguh, aku tak sadar telah berkata seperti itu.

Tiba-tiba Tomi merem mendadak dan menyampinkan mobilnya, “maksudmu?” tanyanya menatapku penuh harap. Tatapannya seakan berkata ‘semoga kau masih mencintaiku’.

“eeeeeee, eeeeee...” aku bingung mau berkata apa, dan jadinya aku malah gagap seperti itu.

“apa maksudmu tadi?” tanya Tomi lagi. Kini tatapannya semakin tajam. Dia butu kepastian.

Tetapi aku masih terdiam membisu. Dan akhirnya yang keluar dari mulutku adalah, “aku menyesal pernah menjadi pacarmu dan mengakiri persahabatan kita,”

Tatapan Tomi menjadi sendu. Aku tau, dia kecewa dengan ucapanku tadi. Ucapanku pasti sangat menusuk hatinya. Betapa bodohnya aku, mengapa aku tak berkata jujur padanya?

“maaf karena telah memintamu menjadi kekasihku,” katanya lirih.

Ah, suaranya yang lirih seperti itu membuat hatiku tersayat. Dan tanpa kusadari air mataku mulai keluar dari kelopak mataku dan membasahi pipiku dengan lembutnya, aku menangis. “Rina? Kenapa kau menangis?” katanya. “jangan menangis Rina, itu tambah membuat sakit,” kata Tomi seraya memelukku.

Aku hanya bisa menangis di dadanya. Aku tak tahu harus berkata apa. Aku akan menumpahkan semua kekesalanku terhadap diriku dengan air mataku. Aku akan menangis sepuasnya di dada Tomi. Tomi lalu memegang bahuku dan menghapus air mataku, “mengapa kamu menangis? Tangisanmu itu berharga Rina, karena tangisanmu begitu indah di mataku” kata Tomi dengan nada lirih sambil tersenyum tulus.

Sambil masih terisak aku berkata, “aku benar-benar bodoh,”

Tomi bingung dengan kata-kataku, “maksudmu?” tanyanya heran.

“aku telah melakukan dua hal terbodoh dalam hidupku,” kataku dengan masi terisak. “hal pertama sewaktu aku memutuskan hubunganku demi menaan gengsi. Padahal saat itu aku sangat mencintai kekasiku,” lanjutku.

Tomi terkejut mendengarnya, “benarkah?” katanya. Aku tau, dia tersenyum mendengar ucapanku itu.

“hal kedua saat aku memboongi orang yang kucintai dan membohongi perasaanku. Aku berkata padanya bahwa aku menyesal pernah menjadi kekasihnya. Padahal aku sangat mencintainya sampai sekarang. Padahal....” kata-kata ku terputus karena Tomi memutus pembicaraanku,

“jangan pernah melakukan hal bodoh itu lagi. Karena hal bodoh yang kau lakukan tela menyakiti dua hati, menyakitimu dan menyakitiku. Aku sangat mencintaimu Rina,” kata Tomi sambil membelai rambut hitamku yang lurus.
Aku sungguh bahagia mendengar ucapannya, “maafkan aku,” kataku. Lalu aku langsung memeluknya dengan masih terisak.

Tomi membalas pelukanku, “maukah kau menjadi kekasihku lagi?” katanya.

“tentu saja aku mau,” kataku sambil tersenyum bahagia dengan air mata yang masih dipipiku.

Tomi lalu melepaskan pelukanku. Dia membelai pipiku dan menghapus air mata yang membasahi pipiku itu. Lalu dia menciumku. Aku tak pernah menolak ciumannya, karena aku tau, ciumannya menggambarkan perasaan cintanya padaku. Aku sudah terhipnotis oleh CINTA. Hari itu adalah awal dari kisah cintaku yang sebenarnya. Kisah cinta yang akan menjadi masa depanku dan Tomi. Kisah cinta yang menjadi rahasia kami.
 

THIS IS THE STORY OF ME :) Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea